Sabtu, 19 Desember 2015
Alat
Ukur Kelajuan Gas – Pitot Static Tube
Alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas
adalah tabung pitot . Gas (misalnya udara) mengalir melalui lubang-lubang di a . Lubang ini sejajar dengan arah
aliran yang dibuat cukup jauh di belakang sehingga kelajuan dan tekanan gas
diluar lubang-lubang tersebut mempunyai nilai seperti hal nya dengan aliran
bebas . Jadi , va=v (kelajua gas) dan
tekanan pada kaki kiri manometer tabung pitot sama dengan tekanan aliran gas (pa) .
Lubang dari lengan kanan manometer
tegak lurus terhadap aliran sehingga kelajuan gas berkurang sampai ke nol di b (vb=0) . Pada titk ini gas berada
dalam keadaan diam . Tekanan pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan di b (pb) . Beda ketinggian a dan b dapat
diabaikan (ha=hb) sehingga pengunaan
persamaan Bernoulli di a dan b menghasilkan :
Ø Pa+½ρva² = Pb+½ρvb²
Ø Pa+½ρva² = P₂ (sebab vb=0)
Ø Pb-Pa = ½ρv²
Dengan ρ adalah massa jenis gas
.
Beda tekanan antara a dan b , (Pb-Pa) sama dengan
tekanan hidrostatis zat cair manometer setinggi h , sehingga :
Pb – Pa
= ρrgh
Dengan ρr
adalah massa jenis zat cair manometer (misalnya raksa) .
Dengan menyamakan rumus diatas maka
akan kita peroleh :
Prinsip Kerja energi kinetik
dikonversikan menjadi static pressure head . Cara kerja pitot tube adalah:
o Pipa yang mengukur tekanan statis
terletak secara radial pada batang yang dihubungkan ke manometer (pstat).
o Tekanan pada ujung pipa di mana
fluida masuk merupakan tekanan stagnasi (p0).
o
Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan Bernoulli untuk
mengetahui kecepatan alirannya.
o
Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena
adanya friksi pada pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan
akibat faktor C (friksi empirik).
VENTURIMETER
Tabung
venturi adalah dasar dari venturimeter , yaitu alat yang dipasang di dalam
suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan
cairan . Ada dua jenis venturimeter , yaitu venturimeter tanpa manometer
dan venturimeter yang menggunakan manometer yang berisi cairan lain . Prinsip
keduanya hampir sama .
Aplikasi Bernoulli-Venturimeter tanpa manometer
Gambar diatas pada pipa mendatar , fluida yang akan diukur
kelajuannya mengalir pada titik-titik yang sama ketinggiannya sehingga dalam
hal ini akan memakai persamaan Bernoulli .
Cairan yang akan diukur kelajuannya
mengalir pada titik-titik yang tidak memiliki perbedaan ketinggian (h1=h2=h) ,
sehingga berlaku persamaan .
P₁+½ρv₁² = P₂+½ρv₂²
Gambar
diatas menunjukan venturi dengan menggunakan manometer maka untuk mendapatkan
rumus tersebut awalnya kita harus menggunakan hukum Bernoulli .
Cairan yang akan diukur kelajuannya
mengalir pada titik-titik yang tidak memiliki perbedaan ketinggian (h1=h2=h) ,
sehingga berlaku persamaan .
P₁+½ρv₁² = P₂+½ρv₂²
Berdasarkan
prinsip Hidrostatika di titk a dan b , maka diperoleh :
· PA=PB
= P₁ + ρgh₁ + P₂ + ρr + gh₂ + ρgh₃
= ρgh₁ - ρrgh - ρgh₃ = P₂ - P₁
= ρg (h₁-h₃) – ρrgh = P₂ - P₁
= ρgh - ρrgh = P₂ - P₁
Dengan ρr
adalah massa jenis fluida pengisi manometer .
Dengan menggabungkan persamaan
Bernoulli dan persamaan Kontinuitas maka diperoleh laju fluida pada penampang
pipa tersebut ;
Senin, 07 Desember 2015
HUKUM BERNOULLI
Dalam bagian ini kita
akan menjelaskan bagaimana cara berpikir bernoulli sampai menemukan
persamaannya . Mari kita perhatikan sejumlah fluida dalam pipa yang mengalir
dari titik 1 ke titik 2 . Titik 1 lebih rendah daripada titik 2 dan ini berarti
energi potensial fluida di 1 lebih kecil daripada energi potensial fluida di 2 (ingat , EP=m.g.h) . Luas penampang 1 lebih besar
daripada luas penampang 2 . Menurut persamaan kontinuitas (Av=konstan) , kecepatan fluida di 2 lebih besar
daripada 1 dan ini berarti bahwa energi kinetik fluida di 1 lebih kecil
daripada energi kinetik fluida di 2 (ingat , EK=½ mv²) .
Jumlah energi potensial dan energi kinetik adalah energi mekanik , dengan
demikian energi mekanik fluida di 1 lebih kecil daripada energi mekanik fluida
di 2 .
Menurut
teorema usaha-energi , fluida dapat berpindah dari 1 ke 2 . Usaha adalah gaya
kali perpindahan (W=FΔs) . Agar usaha W positif beda gaya ΔF=F1-F2 haruslah bernilai positif .
Gaya adalah tekanan kali luas penampang (F=PA) ,
sehingga agar beda gaya ΔF positif
maka ΔF=P1A1-P2A2 harus positif .
Dari sinilah Bernoulli menemukan besaran ketiga yang berhubungan dengan usaha
positif yang dilakukan fluida yaitu tekanan P sehingga fluida dapat berpindah dari 1 ke 2 walaupun energi mekanik
di 1 lebih kecil daripada energi mekanik di 2 .
Melalui
penggunaan teorema usaha-energi yang melibatkan besaran tekanan P (mewakili usaha) , besaran kecepatan
aliran fluida V (mewakili energi
kinetik) dan besaran ketinggian terhadap suatu acuan H (mewakili energi potensial) . Adapun persamaan rumus yang
menghubungkan ketiga besaran ini secara matematis yaitu ,
Persamaan Bernoulli = P1 + ½ρv₁² + ρgh₁ = P2 + ½ρv₂² + ρgh₂
Jika
kita perhatikan ½ρv² mirip dengan
energi kinetik EK=½ mv² dan ρgh mirip dengan energi potensial EP=mgh . Ternyata ½ρv² adalah energi kinetik per satuan volum (ingat ρ=m.v) dan ρgh
adalah energi potensial per satuan volum . Oleh karena itu persamaan diatas
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hukum Bernoulli = P + ½ρv² + ρgh =
konstan
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah
dari tekanan (p) , energi kinetik per satuan volum (½ρv²) dan energi potensial
per satuan volum (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang
suatu garis arus .
Minggu, 06 Desember 2015
JAWABAN
UTS MEKANIKA FLUIDA
Ø Tekanan di
titik 1, 2, 3, 4 dengan gravitasi (g) = 10 m/s²
Suatu bentuk bejana tidak mempengaruhi tekanan yang ada.
Tinggi titik ukur (h), massa jenis (ρ)
- Merkuri dengan ρ = 13000 kg/m³, h =
0,2 m
- Air dengan ρ = 1000 kg/m³, h = 0,2 m
- Minyak dengan ρ = 800 kg/m³, h = 0,1
m
h2= 10 x sin 30 = 0,5 cm = 0,05 m
h3= 20 x sin 30 = 10 cm = 0,1
m
h4= 20 x sin 30 = 10 cm = 0,1 m
Ø Titik 1, karena
berada dipermukaan zat cair maka tekanannya = Tekanan atmosfer
Tekanan pada titik 1 adalah 1 atm
= 101 kPa = 760 mmHg
Ø Titik 2, Tekanan
atm + tekanan hidrostatik minyak
= P atm + ρ minyak.g.h
=
101kpa + 800.10.0,05
= 101 kpa + 400pa (0,4 kpa)
= 101,4 kpa
Ø Titik 3, P2 +
Ph3
= P2 + ρ air.g.h
= 101,4 kpa + 1000.10.0,1
= 101,4 kpa + 1000 pa
= 101,4 kpa + 1 kpa
= 102,4 kpa
Ø Titik 4, P3 +
Ph4
= P3 + ρ mercuri x g x h
= 102,4 kpa + 1300.10.0,1
= 102,4 kpa + 1300 pa
= 102,4 kpa + 1,3 kpa
= 103,7 kpa
= 102,4 kpa + 1300.10.0,1
= 102,4 kpa + 1300 pa
= 102,4 kpa + 1,3 kpa
= 103,7 kpa
Ø Total massa sebuah keluarga 70 kg +60 kg +20 kg +10 kg
= 160 kg, dipengaruhi gaya gravitasi 10 m/s²
Ø Maka total berat keluarga
tersebut menjadi 700+600+200+100= 1600 N
Ø Massa jenis kayu (ρ)
= 500 kg/m³
Ø Maka berat benda secara keseluruhan = 1600+500 = 2100 N.kg/m³
Ø ρ air = 1000
kg/m³
Dengan menggunakan Hukum Archimedes, maka tekanan archimedesnya FA =
ρ.g.v
·
Vk = 2x2xt
·
Vk = 4t m³
·
FB=W
= ρair x V kayu x g = (massa orang +
massa kayu) x g
= 1000 . 4t = 160 + ρ kayu x v kayu
= 4000t = 160 + 500 x 4t
= 4000t = 160 + 2000t
= 4000t – 2000t = 160
2000t = 160
T = 160 : 2000 = 0,08 m = 8 cm (masih basah)
T > 8 cm
T = 10 cm
FB = (1000.4.0,1) x 10
= 4000.10
W = [ 160 + 500.4 (0,1) ] x g
= (160 + 200) x 10
= 3600 N
·
FB = W
= ρair . ½ volume bola . g = ( massa
emas + massa udaara ) . g
= ½ ρair . volume bola = ρ emas .
volume emas + ρ udara . volume udara
Tipe Aliran dan Bilangan Rynolds
bilangan rynolds bisa di artikan
= Gaya inersia
Gaya viskositas
keterangan :
Fully develoved
fully developed merupakan suatu aliran dalam pipa yang awal mulanya terbentuk rata atau sejajar sehingga akibat adanya gesekan pada dinding pipa seterusnya berubah menjadi suatu bentuk dimana seperti gambar berikut :
Lapisan Batas (Boundary Layer)
adalah suatu lapisan yang terbentuk disekitar permukaan benda yang dilalui oleh fluida dengan viskositas, karena mengalami hambatan yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor gesekan, dan efek- efek viskos.
Viskositas (μ) adalah kemampuan untuk menahan gesekan (ukuran kekentalan fluida)/tekanan geser (shear stress). Hubungan antara viskositas dengan aliran laminar dan turbulen adalah bila semakin besar viskositas yang terdapat pada fluida maka semakin kecil gesekan yang tejadi antara fluida dengan permukaan suatu benda sehingga kecepatan aliran antara molekul fluida lebih teratur, ini berarti aliran ini cenderung laminar.
Begitupun sebaliknya, semakin kecil viskositas fluida maka alirannya cenderung bergolak (tidak teratur) atau turbulen.
aliran ini sebenarnya juga bergerak dalam dimensi ruang dan waktu sehingga penurunan rumusnya dilakukan pada dimensi x(panjang), y(lebar) , z(tinggi) , serta t(waktu). Namun pengasumsian aliran fluida bergerak pada streamline yang mengalir secara tunak dan gerakan aliran yang mengalami gesekan terjadi hanya pada salah satu bidang sumbu. dan garis batas yang menunjukan tidak lagi adanya perubahan ketinggian terhadap kecepatan fluida inilah yang disebut Boundary Layer. Dimana aliran diluar lapisan batas disebut sebagai aliran inviscid.
Jenis-jenis aliran yang terjadi bisa berupa aliran laminar, transisi ataupun turbulen. yang membedakan ketiga jenis aliran ini adalah pada rentang nilai bilangan reynoldsnya. rentang nilanya adalah :
· laminar Re < 2300
· transient 2300 < Re < 4000
· turbulent Re > 4000
Oleh karena itu setiap aliran selalu mengalami salah satu dari ketiga jenis aliran ini.
Sebagai contoh kasus pada aliran yang mengalir pada suatu sudu juga mengalami lapisan batas. Secara teoritis, aliran yang mengalir adalah laminar semua. namun pada kenyataannya setiap aliran mengalami hambatan seperti gesekan permukaan, tegangan geser dan diferensiasi kecepatan. dan jika semakin banyak gangguan yang dialami maka alirannya akan terus berubah sehingga menyebabkan aliran turbulen.
Semakin banyaknya aliran turbulensi yang terjadi, maka lama kelamaan bisa menyebabkan vorteks (kondisi dimana aliran partikel berputar dalam 1 arah). dimana vorteks ini merupakan fenomena alamiah penyebab terjadinya angin tornado.
Langganan:
Postingan (Atom)